Senin, 06 Desember 2010

siapa wali nagari sebenarnya??????


Siapa Wali Nagari Sebenarnya??????
Mungkin pertanyaan ini sering muncul!!!!…..???? ya benar adanya, inilah pertanyaan yang sering muncul didalam fikiran anggota HIMAPEMUPA, mungkin saja masyarakat muaro paiti.  Dimana saja menurut pengalaman yang sudah dialami penulis, tempat bertanya dalam sebuah lembaga atau instansi adalah kepada seorang ketua. Begitu jugalah kalau tempat bertanya jika disebuah pimpinan nagari adalah kepada wali nagari nya bukan kepada yang lain (selagi masih bisa pak wali dihubungi, manga pulo ka nan lain minta pandapat. Ketua kan lebih pas tampek batanyo ). Kenapa ketika kami hendak berbuat baik untuk kepentingan bersama semuanya jadi permasalahan??? Permasalahan yang kecil dibesar-besarkan. Kepada siapa kalian minta izin???? Ini pertanyaan yang muncul, ketika HIMAPEMUPA mengadakan kegiatan sosial kemanusiaan.
Wali nagari atau kepala desa lah  tempat kami minta izin. Kami bergerak dan berbuat juga setelah dapat izin dari pak wali, bukan ke sembarang orang saja kami minta izin. Karena kami tahu prosedur dan mekanisme izin di nagari awak (jan khawatir polu lai). Lalu, apa yang jadi permasalahan??? Oh, semua karyawan atau petugas kantor wali nagari tidak tahu…itu bukan sesuatu yang perlu dibesar-besarkan. Tapi sesuatu yang harus diperbaiki dalam mekanisme komunikasi petugas kantor wali nagari tentunya.bukan orang lain yang harus disalahkan, tapi bak kecek ulama: introveksilah diri sendiri. Jan salah kan urang lain, mano tau urang tu labiah elok dari pado awak. Jan sampai bakareh angok pulo surang. Karena kami lai tau pulo jo aturan nan dipakai nyo. Yang kami buat dan lakukan juga bukan kegiatan yang negative, tetapi bermanfaat bagi orang banyak yang lagi membutuhkan. Manga itu lo nan jadi masalah yang harus di obrak ambrik…iyo kan??
“Dek kami ketek baru baraja tantu banyak nan salah. Tapi tulah guno nyo kami baraja dan batanyo ka nan gadang”. Bukan manyalahkan, tapi tunjuakkan kami ka nan elok, nak yo bisa samo2 mambangun kampung awak.
“lihatlah apa yang dikatakan, bukan melihat siapa yang mengatakan”.
Itulah uangkapan yang cocok bagi kami (HIMAPEMUPA), dek mako itulah kami kalau kabuek acara minta pandapek ka urang nan kami tuo kan dikampuang..eh, berharap dapek nan dihati, tapi apo hasil nan ditarimo…Tapi,,,,Bialah yang jaleh awak babuek berdasarkan ilmu.
Creator:

Wiwing, Mhsw Pend.Geografi UNP


Tidak ada komentar:

Posting Komentar